Tari Tradisional

Indonesia di kagumi oleh negara lain karena memiliki banyak tradisi dan budaya. Perbedaan kebudayaan itu menciptakan bermacam kebudayaan termasuk seni tari tradisional yang beragam. Kesenian tari tradisional menggambarkan kehidupan di tempat tersebut. hingga seni tari tradisional bisa di katakan sebagai simbol dari peradaban dari tiap-tiap tempat. Seni tari amat dibutuhkan di beragam segi dan kelompok umur layaknya pada waktu penyambutan calon-calon pemimpin di berbagai tempat. Tari tradisional juga di lakukan pada waktu pesta rakyat.

Gerak tari adalah gerak yang diperhalus serta diberi unsur estetis. gerak didalam tari berperan sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud spesifik dari koreografer. keindahan tari terletak pada wujud kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga serta penikmat atau pemirsa. Kompetensi basic saat mempelajari seni tari termasuk praktik basic serta mahir didalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional ataupun tari garapan, kemampuan untuk mengerti arah serta tujuan koreografer didalam konsep masing-masing tari. Koreografi dan pemahaman dalam menghasilkam karya tari yaitu keterampilan spesial yang berhubungan dengan kepekaan koreografi, di segi lain juga dibutuhkan kepekaan untuk mengerti aspek-aspek tari serta aspek keindahan secara tehnis. Perwujudan ekspresi budaya melewati gerak yang dijiwai dan diikat nilai-nilai budaya jadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji mejadi wujud aneka tari tradisional di indonesia. Di antara unsur terutama kesenian di indonesia sebagai performa gerak, tentu diperlukan ada keseimbangan sosial serta spiritual dari dan terhadap penduduk pendukungnya. Peran serta manfaat tari yang demikian adalah mutlak sampai saat ini sehingga pada pementasan kesenian menjadi lambang budaya pada tempat terkait sehingga suatu tarian diunggulkan oleh tempat. dimana tarian tersebut berasal.

Tari Indonesia mencerminkan kekayaan serta keanekaragaman suku bangsa serta budaya Indonesia. ada sekitar 700 lebih suku bangsa di indonesia dengan 300 jenis tarian asli Indonesia dimana tiap-tiap suku bangsa di Indonesia mempunyai beragam tarian khasnya sendiri. Berdasarkan histori maka seni tari indonesia bisa dibagi ke dalam tiga jaman yaitu jaman prasejarah, jaman hindu-buddha, serta jaman Islam. berdasarkan pendukungnya, maka tari bisa terbagi didalam dua kategori yaitu tari keraton (tari istana) yang dimainkan di kalangan kaum bangsawan, serta tari rakyat yang tumbuh dari rakyat umum. Menurut tradisinya, tarian Indonesia dibagi dua yaitu tari tradisional serta tari kontemporer.

Tari Serimpi


Tari Serimpi adalah tari klasik dari Jogjakrta yang selalu dibawakan oleh 4 penar karena kata serimpi berarti 4 yang melambangkan 4 unsur dunia yaitu : api, angin, udara dan bumi (tanah). Tari serimpi diperagarakan oleh 4 orang putri ddengan nama peran Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan 4 buah tiang pendopo. Tari serimpi dikaitkan dengan kata impi atau mimpi karena gerak tari yang lemah gemulai membuat penontonnya merasa dibuati ke alam mimpi.

tari serimpi
Konon, sejarah Tari Serimpi berawal dari masa antara 1613-1646 Sultan Agung memerintah Kerajaan Mataram. Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta dan berimbas terhadap tari serimpi. Di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.

Walaupun sudah tercipta sejak lama, Tari Serimpi ini baru dikenal khalayak banyak sejak 1970-an karena tarian ini dianggap sakral dan hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan. Serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta dan merupakan seni yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton.

Pakaian Tari Serimpi mengalami perkembangan. Jika semula seperti pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta dengan dodotan dan gelung bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke baju tanpa lengan dengan hiasan kepala yang berjumbai bulu burung kasuari serta gelung berhiaskan bunga ceplok. Karakteristik pada penari Serimpi adalah keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Penggunaan keris pada tari Serimpi adalah karena dipergunakan pada adegan perang, yang merupakan motif karakteristik Tari Serimpi yang menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, antara akal manusia dan nafsu manusia.

Tari Merak

Tari Merak adalah tari kreasi baru berasal dari Jawa Barat yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950 yang kemudian direvisi oleh Dra Irawati Durban pada tahun 1965. Pada tahun 1985 Dra Irawati kembali merevisi koreografi tari merak dan pada tahun 1993 Dra Irawati mengajarkan langsung kepada Romanita Santoso.

Walaupun tari Merak dibawakan oleh wanita tetapi sebenarnya menggambarkan tingkah laku burung merak jantan. Burung merak jantan mengembangkan ekornya yang dipenuhi bulu-bulu panjang yang didominasi berwarna hijau dan biru untuk memikat burung merak betina.

Tari Merak menggunakan kostum warna warni dengan sayap yang dipenuhi payet yang dapat dibentangkan oleh penari seperti ekor burung merak yang sedang mekar. Pada kepala penari juga menggunakan mahkota yang memperkuat citra burung merak.



Tujuan Tari Merak sebagai persembahan untuk para tamu yang hadir dalam acara resepsi pernikahan, tarian penyambutan untuk rombongan pengantin pria ketika menuju pelaminan dan sebagai tari penyambutan tamu agung.

Tari Payung

tari payung
Tari Payung adalah tari klasih dari daerah Minang yang menceritakan tentang kegembiraan dan kebahagiaan muda mudi yang memperlihatkan perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung menjadi makna simbolis bernaung dalam satu bahtera membina rumah tangga yang baik. Sang pria menjadi pelindung bagi sang kekasih.
Tari Payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang yang dikenakan penari wanita.

Karena tema yang dibawakan bermakna kebahagiaan maka musik pengiring Tari Payung juga dinamis dalam irama yang ceria. Dimulai dari tempo musik yang agak pelan lalu beralih ke agak cepat dan menjadi kian cepat. Tari payung biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pernikahan dan acara lainnya.

Tari Perut


Tari Perut berasal dari timur tengah. Tari perut menyuguhkan gerakan-gerakan seksi di seputar perut dan pinggul para penari. Tari perut seringkali diidentikkan dengan tabu, vulgar dan dianggap sebagai hal yang berkonotasi kepada memikat secara seksual. Hal ini karena cara berpakaian para penari perut yang beberapa diantaranya menutup wajah penari tetapi malah menampilkan bagian perut secara terbuka. Penari memperlihatkan bagian perut secara terbuka karena bagian di sekitar perut itulah yang ‘menari’ dengan bergerak meliuk-liuk, berbeda dengan jenis tari lainnya yang menggerakan tangan, kaki dan tubuh.

Menggerakkan otot di sekitar pinggul dengan gerakan cepat mengikuti irama musik tentunya membutuhkan kelenturan agar tidak terlihat kaku. Untuk itu harus berlatih sesering mungkin mengulang gerakan secara rutin dan teratur. Jika dirasa perlu, belajar Tari Perut tentunya membutuhkan instruktur untuk mengetahui gerakan tari yang benar sehingga menghindari cidera.

Tari perut dipercaya memiliki efek yang baik dan dapat membakar kalori sehingga membentuk perut, pinggul, paha dan lengan. Tari perut merupakan olah tubuh yang apabila dipelajari dengan sungguh-sungguh, dapat meningkatkan penampilan postur tubuh dan menyehatkan tubuh. Setiap  gerakan tarian perut memiliki fungsi dan dapat memperkuat ketahanan serta kelenturan otot  diseluruh tubuh kita terutama disekitar perut, pinggang dan pinggul.

Tari Topeng


tari topeng
Tari topeng yaitu penarinya menggunakan topeng. Tari topeng di setiap daerah memiliki cerita, tujuan dan simbol-simbol yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa daerah yang memiliki kesenian tari topeng. 

  • Tari topeng dalam upacara keagamaan masyarakat suku dayak untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman.
  • Tari topeng suku dayak Bahau dan suku dayak Modang menggunakan topeng yang melambangkan kekuatan alam yang akan melindungi tanaman yang ditanam sampai waktu panen.
  • Tari topeng dalam masyarakat bali berkaitan erat dengan upacara agama hindu yang kental dengan nuansa ritual magis. 
  • Tari topeng malang jawa timur membawakan kisah percintaan Raden Panji Asmoro Bangun dan Putri Sekartaji.
  • Tari topeng Reog Ponorogo menggunakan topeng yang berat dan besar dengan hiasan bulu merak.
  • Tari topeng Betawi berawal dipengaruhi oleh budaya Sunda Jawa Barat. Tari topeng betawi pertunjukan gabungan seni drama, tari dan nyanyian. Tari topeng betawi merupakan pertunjukan keliling dimana dimainkan saat ada hajatan misalnya pernikahan dan sunatan. 
  • Tari topeng Sinok adalah tari dari Brebes yang menceritakan perempuan Brebes yang pekerja keras, cantik dan luwes tetapi tetap mencintai alam dan pekerjaannya sebagai petani.
Masih ada banyak sekali tari topeng dari berbagai daerah di Indonesia. Tari topeng diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu bahkan dari sejak jaman prasejarah. 

Tari Seudati

Tari Seudati adalah tari dari Aceh yang berasal dari kata syahadat artinya bersaksi. Syahadat adalah salah satu syarat dalam agama Islam untuk mengakui adanya Tuhan. Karena itu Aceh dijuluki serambi Mekah karena setiap aspek kehidupan kental dengan nuansa Islami. Syair dan pantun yang dilantunkan dalam tari Seudati juga berisi puji-pujian terhadap Tuhan.

Ciri khas tarian Aceh adalah jumlah pemainnya yang banyak. Tari Seudati mirip dengan Tari Saman tidak menggunakan musik sebagai pengiring dan hanya mengandalkan bunyi dari pukulan antar anggota tubuh. Musik pada tari Seudati hanya  menggunakan suara dari hentakan kaki, pukulan telapak tangan di dada dan pinggul serta suara jentikan jemari. Musik alami ini di sela suara syair dan pantun yang dilantunkan para penari. Suara berderap dengan tempo cepat serta badan para penari yang meliuk dengan cepat lalu tiba-tiba berhenti pada keheningan dapat menghanyutkan emosi penonton. Kekompakan para penari dalam memainkan gerak masing-masing anggota tubuh dalam tempo yang cepat menimbulkan decak kagum karena tentunya memerlukan latihan khusus.

tari seudati
Tari Seudati berasal dari Desa gigieng kecamatan Simpang kabupaten Pidei. Tari Seudati ini kemudian berkembang ke desa Didoh kecamatan Mutiara kabupaten Dido. Tari Seudati sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan mengalami perkembangan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Awalnya tarian ini dikenal sebagai tarian pesisir yang dimainkan untuk mengawali permainan sabung ayam atau pada saat musim panen tiba pada malam bulan purnama. Tarian ini juga untuk mengabarkan permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat dan cara menyelesaikannya. Sehingga lantun syair dalam tari Seudati dapat menceritakan kisah sedih, kisah gembira dan kisah yang membangkitkan semangat. Kemudian tari Seudati digunakan untuk menyiarkan agama islam agar lebih mudah diterima masyarakat. Ulama yang mengembangkan agama Islam di Aceh lebih banyak berasal dari Arab sehingga istilah dalam tari Seudati pun banyak menggunakan bahasa arab antara lain Syeh yang berarti Pemimpin, Sama yang berarti Delapan dan Syair yang berarti Nyanyian.

Tari Tor Tor


Alat musik gondang 9 (sembilan gendang) dan Tari Tor Tor sudah ada sejak 500 tahun yang lalu dan dikenal luas pada suku batak dan Mandailing. Dahulu tari Tor Tor dimainkan sebegai bagian seremoni jika ada keluarga atau anggota keluarga yang meninggal dunia. Tari Tor Tor erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat. Karena itu tari Tor Tor digunakan dalam acara ritual berhubungan dengan roh-roh. Roh tersebut 'dipanggil' dan 'masuk' ke dalam patung-patung batu yang merupakan simbol leluhur. Patung tersebut kemudian bergerak seperti menari tetapi hanya dengan gerakan kaki berjinjit dan gerakan kecil pada tangan. Gerakan inilah yang kemudian menjadi dasar gerakan tariTor Tor.  

Tari Tor Tor adalah tarian tradisional suku batak. tari ini diiringi alat-alat musik tradisional seperti suling, terompet dan gondang. Pada suku Mandailing gondang 9 dan tari tor tor digelar untuk perayaan, hajatan dan penyambutan tamu yang dihormati. Pada masa penjajahan Belanda, ada bunyi tertentu yang ditabuh pada gondang yang menandakan kedatangan serdadu Belanda yang fungsinya sebagai isyarat agar masyarakat mengungsi. Bunyi lainnya adalah isyarat meminta masyarakat untuk kembali ke desa karena belanda sudah pergi.

Ada beberapa jenis tari tor tor yaitu :
  • Tari Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan dan digelar saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai maka lokasi pesta dibersihkan dulu dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari marabahaya.
  • Tari Tor Tor Sipitu Cawan atau tari tujuh wawan yang digelar pada saat pengukuhan seorang raja.Tari ini juga berasal dari7 putri kahyangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan denganya piso sipitu sasarung atau pisau tujuh sarung.
  • Tari Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan upacara ritual yang digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Penari Tor Tor Tunggal Panaluan adalah para dukun untuk dengan tujuan untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah. Tongkat Panaluan  adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua Atas, Benua Tengah dan Benua Bawah.

Tari Saman


Tari Saman adalah tarian suku Gayo yang biasa dimainkan untuk merayakana cara-acara penting dalam adat diantaranya merayakan hari kelahiran nabi Muhammad. Syair dalam tarian Saman menggunakan bahasa Arab dan bahasa suku Gayo sebagai media dakwah atau penyebaran agama Islam. Sebelum tarian Saman dimulai maka dibuka dengan nasehat-nasehat dari pemuka adat yang mewakili masyarakat setempat.

Suku Gayo yaitu suku yang tinggal di pegunungan tengah Aceh.Suku Gayo beragama islam dan sangat taat pada agamanya dan menggunakan bahasa suku Gayo. Masyarakart Gayo hidup dalam komunitas kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai gecik. Kumpulan beberapa kampong disebut kemukiman yang dipimpin Mukim. Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klan yang masih berasal dari satu nenek moyang. Dari suku Gayo inilah lahirnya Tari Saman.

Tari Saman diciptakan oleh ulama Syekh Saman yang berasal dari suku Gayo. Tari Saman tidak menggunakan iringan alat musik tetapi menggunakan suara dan tepuk tangan penari yang dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha sebagai sinkronisasi.Tari Saman biasa dimainkan oleh kaum pria. Tari Saman dipimpin oleh syekh yang dalam bahasa arab artinya pimpinan. Tugas syekh ini mengatur gerakan dan menyanyikan syair lahu-lagu Saman yang disebut Ganit.

Tari Jaipong


Tari Jaipong didiciptakan tahun 1960-an oleh Gugun Gumbira seniman asal Bandung. Tujuannya adalah menciptakan jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat jawa barat. Tari jaipong dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah ada sebelumnya. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.

Gerak Tari Jaipong dibedakan beberapa bagian diantaranya :
1. Gerakan pembuka yang disebut juga Bukaan 
2 . Bagian dari gerakan-gerakan yang disebut Pencungan
3.  Pemberhentian atau titik disebut Ngala
4.  Pindahan dari peralihan sesudah ngala disebut Mincit

tari jaipong
Tari Jaipong mulai dikenal luas mulai 1970an yang pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan karena dasar tari merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu dan kental dengan warna ibing ketuk tilu dari segia koreografi maupun musiknya. Lama kelamaan tari jaipong memiliki ciri khas sendiri. Tari jaipong yang pertama dikenal adalah tari Daun Pulus Keser Bojong dan Rendeng Bojong. Keduanya merupakan jenis tari yang dimainkan wanita. Tari Jaipong menggambarkan keceriaan, humoris, semangat dan spontanitas sehingga tari Jaipong banyak dimainkan untuk menyambut tamu asing.

Tari Gambyong


Tari Gambyong adalah Seni tari yang berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Awal mula istilah Gambyong berawal dari nama seorang penari taledhek yang bernama Gambyong yang hidup pada zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Penari ledhek yang bernama Gambyong ini memiliki kemnahiran dalam menari dan kemerduan  dalam suara sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu. Istilah taledhek tersebut juga digunakan untuk menyebut penari tayub, penari taledhek, dan penari gambyong.

tari gambyong
Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Arah pandangan mata yang bergerak mengikuti arah gerak tangan dengan memandang  jari-jari tangan ,menjadikan faktor dominan gerak-gerak tangan dalam eksGambyong juga dapat diartikan sebagai tarian tunggal yang dilakukan oleh seorang wanita atau tari yang dipertunjukkan untuk permulaan penampilan tari atau pesta tari. Gambyongan mempunyai arti menggambarkan wanita menari di dalam pertunjukan wayang kulit sebagai penutup. presi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat sikap beridiri dan berjalan mempunyai korelasi yang harmonis. 

Seiring dengan perkembangan zaman, tari gambyong mengalami perubahan dan perkembangan dalam bentuk penyajiannya. Pada awalnya, bentuk sajian tari gambyong didominasi oleh kreativitas dan interpretasi penari dengan pengendang. Di dalam urut-urutan gerak tari yang disajikan oleh penari berdasarkan pada pola atau musik gendang. Perkembangan selanjutnya, tari gambyong lebih didominasi oleh koreografi-koreografi tari gambyong. 


Tari Piring


Tari Piring merupakan jenis seni tari yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Dalam bahasa setempat tarian ini dikenal dengan nama Tari Piriang. Tarian ini menggunakan piring yang diletakkan di atas salah satu telapak tangan lalu diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur tanpa terlepas. Pada akhir tarian bisanya piring-piring dibawa penari tersebut akan dilemparkan ke lantai hingga pecah dan para penari akan menari di atas pecahan piring tersebut.

Tari Piring berkembang pertama kali sejak 800 tahun yang lalu hingga zaman Sri Wijaya. Tarian ini juga berkembang ke negeri melayu lainnya seiring dengan jalur perdagangan pada masa tersebut. Meskipun terdapat beragam perbedaan di tiap-tiap daerah di Sumatera Barat, namun tarian ini memiliki kesamaan secara keseluruhan yakni konsep tentang sebuah ritual persembahan. Tari piring merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat kepada dewa-dewa setiap selesai panen. Ritual tersebut dilakukan dengan membawa sesaji makanan yang diletakkan pada piring sambil melakukan gerakan melenggang yang dinamis.Sejak masuknya agama islam ke tanah Aceh maka maka tari piring menjadi hiburan bagi masyakarat yang digelar pada acara kendurian.

Tari Piring diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan pemusik, rangkaian tarian dimainkan secara besamaan oleh beberapa orang penari. Tari piring dimainkan oleh penari berjumlah ganjil 3 sampai 7 orang dan penari menggunakan pakaian berwarna cerah dengan nuansa merah dan kuning keemasan.

Tari Kecak


Tari Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk melingkar dan menyerukan "Cak" dalam irama tertentu dan mengangkat kedua lengan menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Tari Kecak sendiri berasal dari ritual sanghyang yaitu tarian yang penarinya berada pada kondisi tidak sadar sebagai wujud sedang dalam melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Para penari Kecak yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Selain para penari tersebut ada beberapa penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu Tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang dan tidak menggunakan alat musik apapun kecuali kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana

Pertunjukan Tari Kecak terbagi dari empat adegan utama yang berasal dari kisah cerita Ramayana, dengan adegan utamanya berjalan di atas bara api yang menyala.
Keempat adegan yang dimainkan di Tari Kecak ini adalah sebagai berikut:
  • Rama, Sita dan Kijang Emas. Adegan ini menceritakan kisah ketika Sita diculik karena ditinggal Rama yang sedang beburu kijang emas.
  • Sita, Rahwana, dan Garuda. Adegan ini bercerita tentang Rahwana yang menculik Sita dengan menyamar sebagai seorang Bhagawan.
  • Twalen, Rama, Laksamana dan Hanoman. Pada adegan ini Rama dan Laksamana yang tersesat di hutan, tersadar kalau Sita telah dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura.
  • Adegan Sita, Trijata, dan Hanoman. Setelah diculik ke Alengka Pura Sinta meratapi nasibnya di taman istana dengan dijaga oleh Trijata yang merupakan keponakan Rahwana. Tidak lama kemudian Hanoman muncul dan mengatakan kalau dia adalah utusan Rama. Mengetahui Hanoman membawa cincin Rama, kemudian sinta menyerahkan bunga untuk diserahkan kepada Rama dan berpesan agar Rama segera menyelamatkannya. Sebelum pergi Hanoman menuju tetaman Alengka Pura dan mengobrak abriknya hingga tak berbentuk. Akibatnya para abdi Alengka Pura menyuruh para raksasa untuk menangkap Hanoman, dia pun tertangkap diikat lalu dibakar. Namun dengan kesaktiannya Hanoman bisa lolos dari api merah yang berkobar.

Tari Barong


tari barongTari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor. Barong adalah karakter dalam mitologi Bali, sedangkan di Jawa disebut Barongan. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa.  Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan, merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Di pulau Bali setiap bagian pulau Bali mempunyai roh pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing. Barong singa adalah salah satu dari lima bentuk Barong. Setiap Barong dari yang mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket.  Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari Gianyar. 

Tari Barong merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis. Diduga kata barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.


Tari Pendet

Tari Pendet merupakan salah satu tarian paling tua di pulau Bali. Berdasarkan catatan yang ada bahwa tahun 1950 merupakan tahun kelahiran tari pendet. Tari pendet adalah tari pemujaan yang sakral yang hanya dilaksanakan di pura tempat ibadah umat hindu di bali, sehingga tari pendet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat hindu di Bali. Pendet artinya menyambut tamu agung karena tari pendet merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara menyambut Dewata yang turun ke dunia
tari pendet

Tari Pendet tidak memerlukan latihan intensif karena memiliki pola gerak yang lebih dinamis sehingga bisa dilakukan oleh semua orang. Tari pendet merupakan gerakan dasar tari Bali. Tari pendet yang dilaksanakan di pura-pura dibawakan sekelompok remaja putri yang masing-masing membawa mangkok perak berisi bunga warna warni dan sesaji. Sekelompok remaja putri ini mengikuti gerakan penari senior yang berada di depan mereka sebagai wujud simbolis bahwa wanita yang lebih tua memiliki tanggung jawab dalam memberikan contoh perilaku yang baik.


Pada perkembangannya para seniman Bali I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng mengubah Tari Pendet menjadi tari sambutan selamat datang yang lebih universal tetapi tetap mengandung nilai religius.
Pada akhir tarian, para penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa kepada tamu yang mereka sambut sebagai ucapan selamat datang. Selanjutnya kedua seniman tari tersebut menciptakan tari pendet penyambutan dengan empat orang penari yang dipentaskan pada sejumlah hotel sebagai bagian dari pertunjukan kepariwisataan. Pada tahun 1961 I Wayan Beratha mengembangkan tari pendet dan menambah jumlah penari menjadi lima orang seperti yang ditampilkan sekarang. Pada tahun 1962 I Wayan Beratha dan kawan-kawannya kembali mengembangkan tari pendet dengan jumlah penari 800 orang yang ditampilkan dalam acara Asian Games di Jakarta.

Mau tau info lainnya? like di bawah ini :

baca juga yang ini :