Kata legong berasal dari gabungan kata leg yang artinya suatu gerakan tari yang lentur, lembut atau atau lemah gemulai sedangkan kata gong memiliki arti gamelan. Jadi bisa kata legong bisa diterjemahkan sebagai tari yang lemah gemulai mengikuti bunyi gamelan pengiring musik. Tari legong biasanya dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dari dua orang gadis dengan menampilkan tokoh Condong pada pembukaan tari. Di lain waktu tari Legong juga bisa dibawakan oleh satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu di awal pembukaan tari. Ciri khas dari tari Legong ini adalah penggunaan kipas oleh para penarinya kecuali saat menampilkan tokoh Condong. Gerakan-gerakan tari legong penuh ritmis serta dinamis diantaranya gerakan tari nyeregseg, ngembat, ngumbang, dan gerakan lainnya yang memperkuat jalan cerita yang lugas.
Gamelan yang dipakai untuk mengiringi musik tari legong diberi nama Gamelan Semar Pagulingan. Instrumen pengiring Tari Legong yang lengkap terdiri dari beberapa perangkat barungan gamelan Bali seperti gangsa, jublag, jegogan, kempur, kemong, cenceng, kajar, rehab, suling, serta sepasang gender rambat dan gender barangan. Sedangkan lakon yang biasa diperankan dalam tari Legong sebagian besar memiliki kepada cerita Malat tentang kisah Prabu Lasem. Setiap kali menyebut Tari Legong maka biasanya orang akan langsung mengaitkan sebagai Tari Legong Keraton Lasem, yang didalamnya berkisah tentang perjalanan sang Prabu Lasem. Tari Legong sebenanrnya memiliki banyak jenis varian diantaranya seperti Legong Candra Kanta, Legong Kuntul, Legong Goak Macok, Legong Kupu-Kupu Tarum, dan lain-lain.